VIAN: Maafkan, Niar!
"Ka, ka, kamu... Kamu... Vian! Ba, bagaimana bisa? Ka, kamu Via, Vian" Ucap bi Shanty sembari menunjukku dengan satu jari telunjuknya.
Entahlah. Mungkin saat ini dimata bibi Shanty aku adalah arwah gentayangan yang baru saha bangkit dari kematian. Padahal aku sudah berusaha setenang mungkin untuk menghadapinya. Namun bibi Shanty terlihat amat ketakutan. Padahal tidak sedikitpun aku berniat untuk menakutinya.
Hemp!
"Iya ini aku, Bi. Vian" Jawab ku.
"Ta, tapi... Ka, kamu kan... Kamu sudah... Ma... Ma... Tii..." Tambah bibi Shanty terbata.
"Tidak, Bi. Aku baik-baik saja. Seperti yang bibi lihat. Aku masih hidup" Jawabku dengan tenang.
"Haaaaaa! Haaaaa!"
Aku tahu aku harus menjelaskan pada bibi Shanty. Agar dia berhenti terheran dan ketakutan seperti itu. Namun jujur saja harus ku akui. Aku enggan untuk mengulang semua penjelasan yang panjang berkali-kali. Jadi ku biarkan saja bibi Shanty tetap kebingungan.