VIAN: Handphone Niar
"Niar!" Tegur ku pada Niar yang kini nampak sangat gugup. "Apa yang kamu sembunyikan?"
"Eee tidak ada, Mas. Eee... Daya handphone saya habis, jadi mau saya isi dulu. Ya!" Jawab Niar yang jelas hanya alasan agar aku tidak mengejarnya lagi dengan pertanyaan.
Entah apa yang dia sembunyikan dari ku. Baru kali ini dia seperti itu. Menyembunyikan sesuatu bahkan tak menjawab pertanyaan ku. sungguh, hanya membuatku curiga.
"Kalau ingin mengisi daya handphone kenapa harus keluar kamar? Bukankah selama ini kamu mengisi daya handphone mu di meja dekat ranjang. Apa sekarang kamu punya kebiasaan baru, tidak bisa jauh dari handphone?" Lagi aku menegur menyampaikan kecurigaan.
"Eeee... Saya memasak, Mas. Isi daya handphone di dapur saja. Jaga-jaga juga kalau ada panggilan dari IGD" Dan lagi Niar menjawab dengan berdalih.
"Panggilan dari IGD?" Tanyaku mengernyitkan kening.
"Iya. Kan saya kepala IGD sekarang. Hehehe"