NIAR: Halo, Sayang!
"Halo, Sayang! Aku sudah pulang" Katanya sembari melempar senyum.
Hagh!
Aku tidak percaya!
Ku tutup sebagian wajah ku bahkan setelah mas Vian memanggil ku. Bahkan pula kini ia berdiri di hadapan ku. Dan aku belum bisa percaya. Bahwa ia nyata.
"Hagh! Mas Vian? Hagh!" Panggilku lirih.
Ku layangkan kedua tangan ku. Seraya hendak aku meraih wajah dan rambutnya. Ingin ku pastikan bahwa ini benar adanya. Bahwa ia suami ku yang telah pergi.
Ku raih sehelai rambutnya. Lalu turun aku mengenai kening dan pipinya. Mas Vian lantas terpejam. Tepat ketika jemari ku membelai kelopak dan pelipis mata indahnya. Hingga turun lagi jemari ku ini meraba bibir manis ini.
"Hagh! Mas Vian" Panggil ku yang masih belum percaya.
Mas Vian lantas membuka lebar kedua bola matanya. Lagi melemparkan senyumnya padaku. Lalu seketika bak magnet yang tarik menarik. Aku memeluk mas Vian dengan erat demikian pula dirinya.