VIAN: Forgive You!
Usai penekanan yang ku berikan pada Risa waktu itu. Tanpa ku sadari benar-benar aku bersikap dingin padanya. Berhenti melihat dan bicara padanya. Sungguh aku tak dapat berbohong. Aku marah juga kecewa. Tak ku sangka, dia tega bersikap seperti ini pada ku. Sedang dia tahu benar aku sangat ingin pulang.
Ku tutup telinga ku bahkan setelah ia mencoba menjelaskan alasannya. Membeku sudah hati ini bak es batu yang sulit untuk mencair. Seolah aku benar-benar membencinya saat ini. Hingga jauh dalam diriku, mengumpat juga mencaci habis dirinya.
Astaga! Tuhan! Aku tahu ini tidak benar! Tapi aku juga tidak bisa berbohong bahwa aku benar-benar marah padanya.
"Mas... Penerbangannya jam berapa?" Tanya bik Sana dari ujung pintu kamar ini.
"Jam dua belas, Bik. Nanti siang. Tapi saya akan meninggalkan apartemen setelah tuan Dani berangkat ke KBRI" Jawab ku.