NIAR: Penekanan
Ku pikir aku sudah benar-benar terbebas dari tekanan dokter Asta. Sekarang barulah aku ingat lagi bahwa ada orang baru yang memberiku tekanan baru pula. Dan tekanan itu datangnya dari keluarga ku sendiri.
"Kak Dave ingin minum apa?" Tanyaku.
"Emp... Kopi ada?"
"Eeee... Maaf, Kak... Tidak ada. Mas Vian tidak suka kopi. Jadi di rumah saya tidak pernah sedia kopi" Jawabku.
"Hemp... Padahal tadi kamu yang menawarkan. Hahaha" Tawanya dengan keras. "Apa saja lah kalau begitu" Tambah kak Dave usai menyudahi tawanya.
Kembali aku masuk ke dalam. Sementara kak Dave ku biarkan duduk di teras depan rumah ini. Lekas ku buatkan ia segelas teh hangat. Lalu kembali ke depan dan menyerahkan teh hangat ini padanya.
"Masuk apa hari ini?" Lagi ia bertanya memulai obrolan.
"Libur, Kak!" Jawab ku singkat.
Jujur saja, aku sangat risih dengan kedatangan kakak ipar ku ini. Yakin aku dia datang untuk melanjutkan keinginan ibunya waktu itu.
Dan benar saja. Tepat seperti dugaan ku.