VIAN: Hilang
Sejak tiket pulang itu telah berada dalam genggaman ku. Saat itu aku bersiap. Ku kemas satu setel baju yang selama ini ku letakkan di almari. Menatanya dengan rapi dan akan ku gunakan lagi nanti saat pulang. Dan saat itu juga aku membersihkan lagi semua baju yang tuan Dani pinjamkan selama ini padaku.
Keluar aku dari kamar. Ku tuju dapur dan meletakkan semua baju kotor terakhir yang ku gunakan. Tepat di depan mesin cuci. Yang sejujurnya, aku tidak tahu cara menggunakan mesin canggih ini.
"Mas Vian mau mencuci baju?" tanya bik Sana tiba-tiba.
"Iya, Bik!" Jawabku seraya ku cari tombol apa yang harus ku pilih untuk menyalakan mesin cuci ini.
Lali tiba-tiba, ku dengar bik Sana menertawakan ku. Lirih sekali wanita tua ini.
"Hihihi... Mas Vian tidak bisa ya?"
"Hehehe... Iya, Bik. Jujur saia, saya tidak pernah mencuci baju. Sebelum menikah selalu ibu saya yang mencucikan baju saya. Setelah menikah juga istri saya melarang untuk membantu" Jawab ku.