VIAN: Paket Dari Indonesia
Dua jam sudah tuan Dani meninggalkan apartemen. Sementara seperti biasa aku dan bik Sana tetap tinggal sembari menunggu putri tuan kami ini pulang. Karena sejak ia pergi semalam. Bahkan setelah waktu berlalu. Belum juga anak gadis tuan Dani itu datang.
"Semalam nona Risa keluar jam berapa, Mas?"
"Sekitar jam satu, Bik" Jawabku.
"Hemp! Padahal saya sudah senang melihat nona Risa berubah dan meninggalkan kebiasaan buruknya. Tapi lha kok ya kembali lagi seperti dulu. Haduh! Saya jadi kasihan pada tuan Dani, Mas"
Ya... Mau bagaimana lagi. Aku sudah berusaha menahannya semalam. Namun ia memberiku penawaran yang tidak mungkin aku penuhi. Jadi, semalam aku membiarkan saja dia pergi.
Jahat ya aku?
Hemp!
Sungguh aku tidak mengerti. Apa dia benar-benar menyukai ku seperti yang ia katakan saat mabuk di malam ia akan meniduri ku waktu itu ya? Ku pikir itu hanya karena dia tidak sadar saja.
Haduh! Kalau memang benar bisa gawat.