NIAR: Anda Hamil!
Howek!
Howek!
Howek!
Entah ini sudah muntahan yang ke berapa. Jujur saja mulai khawatir melihat mas Vian mengeluarkan seluruh isi perutnya. Bahkan tidak juga ia mau menyentuh makan malamnya walau sudah ku buatkan sup ayam kesukaannya.
"Mas ke IGD ya! Saya jadi khawatir?" Tawar ku.
"Tidak agh! Malu aku" Jawabnya seraya berbaring membenahi selimutnya.
"Malu kenapa?"
"Aku dokter. Malah di sembuhkan dokter" Katanya.
"Yaaa dokter kan juga manusia, Mas. Bisa sakit juga"
"Tidak agh! Malu. Aku bisa sembuhkan diri ku sendiri. Lagi pula sudah ada perawat di sini. Tidak perlu ke IGD lha. Kerja di rumah sakit, masa iya aku sakitpun juga harus ke rumah sakit" Gerutunya.
Ya kan mas Vian memang sedang sakit! Dokter pula dirimu! Bagaimana mungkin tidak ke rumah sakit! Haisssh!
Hemp!
"Saya infus ya" Tawar ku lagi.
Mas Vian mengangguk.
Sementara kedua bola matanya terus terpejam. Sekejap ku sentuh kening dan lehernya. Lantas aku bergegas mengambil infus dan selangnya.