NIAR: Berhenti Membantu Nastya!
Bohong jika aku tidak cemburu. Tapi aku tahu alasan mas Vian karena dia pikir Nastya adalah aku yang mengenakan baju yang ia berikan. Namun aku memilih untuk tetap tenang dan mau mengerti. Juga memilih untuk percaya padanya.
Tapi yang aku tidak habis pikir.
"Tapi sungguh, Niar. Aku tidak menciumnya. Sungguh! Sungguh! Tidak sampai bibir ku padanya dan aku sudah menyadari bahwa itu bukan kamu. Sungguh! Sungguh, Niar. Percaya kan" ucap mas Vian meyakinkan aku.
"Iya, Mas. Saya percaya itu" Jawab ku.
Menjinjit aku sembari meraih kedua bahunya. Lantas ku hisap bibir mas Vian dan berkali-kali melumatnya. Entah apa yang sedang aku lakukan. Walau aku percaya mas Vian tidak mungkin sampai menyematkan ciuman di pipi atau bibir Nastya. Tapi entahlah... Aku seolah hanya sedang ingin berkata...
'Bibir ini pun milik ku'