NIAR: Laki-laki Yang Masih Dia Cintai
Jadi... Kami membawa Nastya pulang ke rumah kami. Walau aku tahu ini tidak benar. Tapi membiarkan Nastya sendiri di tepi laut besar juga merupakan kesalahan. Sementara saat ini ia dalam keadaan kalut. Jelas ku lihat dari tatapan wajahnya yang dipenuhi ketakutan. Juga jari jemarinya yang tak berhenti bergerak. Seolah menunjukkan bagaimana keadaan hatinya saat ini.
Dan Nastya pun kini tengah duduk di bangku tengah. Menatap kosong keluar jendela. Dengan semua keadaannya yang telah aku jelaskan tadi.
"Mau minum, Tya?" Tawarku.
Nastya menerimanya. Dibukanya penutup botol itu. Mencengkram dengan begitu erat botol air minum yang ku berikan. Lalu meneguk habis airnya. Benar-benar hingga habis ia telan, juga berjatuhan membasahi bajunya.