VIAN: Kamu Mau Kemana?
"Aw! Sakit! Hihihi" Bisik ku usai mencium bibir Niar.
"Hihihi... Lagi?"
"Lagi lahh!" Jawab ku menerima tantangan.
"Igh! Sudah agh!" Tolak Niar mendorong ku seraya lagi keluar meninggalkan kamar kami.
"Hey!" Keluh ku.
"Nanti lagi. Hihihi" Tambahnya sembari sekali melirik ku dan berlalu ke dapur.
Haish! Sial! Sudah tegang padahal!
Hem!
Eee aduh! Sakit!
Hihihi.
***
Hari-hari berlalu setelah drama sakit di bibir ku dan Niar. Perlahan luka kami mulai mengering dan hilang. Keadaan pun kembali normal demikian pula dengan hati kami.
Tiada dendam. Tiada amarah. Tiada kesal. Tiada kecewa. Yang ada, aku dan Niar hanya banyak bersyukur. Juga memupuk banyak maaf.
Dan hari ini... Tiba hari dimana pernikahan Nastya berlangsung. Kabar itu telah tersebar hingga keseluruh rumah sakit. Dapat ku rasakan antusias dan semangat semua tenaga medis dan non medis yang Nastya undang.
Termasuk... Istri ku.
"Mas! Nastya suka warna apa?" Tanya Niar dalam sebuah pesan.