VIAN: Menyalahkan Nastya!
Tiada kata lain selain aku ingin mengumpat. Benar-benar aku tidak tahan setelah Niar mengaku ada pria kurang ajar yang melukainya. Dan aku tidak bisa habis pikir pelakunya ada calon suami Nastya. Walau pula Niar telah memberikan aku banyak kata sabar. Bahkan pula setelah dia memohon agar aku tidak memperpanjang masalah ini. Namun tetap saja aku tidak melupakannya.
"Saya mohon jangan sudutkan Nastya, Mas. Dia tidak bersalah"
Ucapan Niar semalam itu masih terngiang dalam benakku. Dengan wajah memelas dan luka lebam di bibirnya...
Hagh!
Benar-benar aku tidak bisa memaafkan! Sungguh geram sekali diriku ini. Seperti harga diri ku ikut tercabik-cabik pula oleh lelaki yang tak tahu diri itu.
"Dokter!" Panggil seorang perawat menyadarkan aku dari lamunan.
"Apa?" Jawab ku dengan begitu merasa enggan.
"Eeee... Apa antrian nya sudah bisa di mulai?"
Astaga!
"Ya... Mulai saja!" Jawab ku seraya membuang napas panjang.
Ya Tuhan!