NIAR: Yang Katanya Akan Ada Presentasi Penting
Aku tidak sadar dengan apa yang aku katakan. Sungguh saat itu sebenarnya aku antara iya dan tidak. Antara sadar dan setengah sadar.
"Kenapa semalam berkata seperti itu?" Tanya mas Vian.
"Hemp? Oh! Maaf, Mas. Semalam saya mengigau. Jangan di ambil hati ya"
Mas Vian menghela napas panjang. Ditelannya ludahnya itu seraya melihat ku khawatir. Lalu sekali ia membelai punggung tangan ini.
"Lalu kenapa tiba-tiba kamu hipotermia?" Tanya mas Vian lagi.
Sebab aku menahan emosi. Tubuh gemetar menahan cemburu. Hingga akhirnya tiba-tiba saja suhu tubuh ku menurun dan menggigil.
"Kenapa tidak menjawab?"
Namun aku tidak mungkin mengatakan alasan yang sebenarnya bahwa aku cemburu. Jadilah aku mengambil napas panjang. Sekali aku berpaling dari pandangannya. Kemudian melihat wajah mas Vian lagi dan berbohong.