NIAR: Ujian Kepercayaan Tahap Satu
Jadi hari ini... Tiba-tiba saja mas Vian. Memberikan aku sebuah surat. Yang katanya.
"Dari Tomi. Aku tidak tahu kenapa dia berkata seperti itu"
Aku juga tidak tahu sih apa alasannya. Dan juga tidak mau tidak mau.
Hemp!
Jadilah aku hanya meletakkan surat itu di atas meja kerja mas Vian. Kemudian aku berlalu dan menyusul mas Vian yang kini tengah berada di dapur.
"Mas Vian makam kan dimana?" Tanya ku.
"Di halaman belakang rumah sakit. Haish! Gila ya! Sampai aku juga yang diminta untuk melunasi biayanya" Katanya.
"Hagh? Sungguh, Mas? Kak Ratna minta pada mas Vian?" Tanya yang terkejut.
"Ya... Demi apa coba?"
"Demi saya?" Balas ku menggodanya.
"Hahahaha"
Beruntungnya suami adalah mas Vian. Aku masih ingat jelas dulu saat ayah dan ibu menjodohkan ku dengannya. Serasa ingin lari dan menghindar. Diliputi banyak curiga dan keraguan. Malu luar biasa tiap kali menghadapi rekan kerja ku itu.