VIAN: Percaya Pada Niar!
Malam berlalu dan ku sadari Niar mulai menunjukkan rasa sungkannya pada ku. Ia banyak terdiam dan menjawab pertanyaan ku sepatah dua patah saja. Banyak pula ia menundukkan kepalanya dan berpura-pura sibuk agar aku tak menanyakan ia tentang perihal semalam. Bahkan Niar juga berusaha menghindar ketika aku mendekatinya.
"Kenapa sih? Kenapa menghindar begitu? Aku tidak apa. Tidak marah juga lho!" Kata ku berusaha membuatnya tenang.
"Agh! Emp... Saya hanya mau mencicil untuk berkemas. Pesawat kita nanti sore kan? Sebentar lagi juga kita harus pelatihan terakhir. Mumpung masih ada waktu" Tambah Niar yang berusaha menghindari ku.
"Kata mu ingin beli tiket pesawat sendiri untuk kepulangan kita. Aku juga sudah pesan dua tiket kepulangan kita dan itu adalah esok pagi" Ucapku membuat Niar tak berkutik.
"Oh... Iya... Saya lupa. Hehehe... Mas Vian sudah beli ya?"
Aku mengangguk.
"Ka, kalau begitu... Kita masih punya semalam lagi di sini?"
Lagi aku mengangguk.