VIAN: Makin Jatuh Cinta
Niar menolak. Katanya.
"Saya terlalu berat, Mas. Hotel kita sangat jauh. Tidak apa saya jalan kaki saja. Mas Vian yang papah"
"Tubuh mu kecil begini... Tidak apa... Aku kuat kok. Ayo naik ke punggung ku!" Pinta ku lagi.
"Tapi..."
Aku meraih tangannya. Ku letakkan di kedua bahu ku. Lantas perlahan Niar mulai mendekati punggung ku.
"Saya berat, Mas"
"Sudah ku bilang... Tidak apa... Kamu saja bisa menahan berat tubuh ku. Masa iya aku tidak kuat menahan mu"
"Kapan saya menggendong mas Vian?" Tanya Niar.
"Saat di ranjang..." Kata ku menggodanya.
"Yaaaa kalau itu kan beda.... Hahahaha"
Bertumpu lah ia di punggung ku. Ku kumpulkan tenaga. Lantas perlahan aku bangkit seraya menahan tubuh Niar dengan kedua tangan ku melingkar diantar pahanya. Sementara tangan Niar sendiri melingkar penuh di leher dan bahu ku.
"Berat kan?" Katanya lagi.
"Iya berat..."
"Ighh ihhh"
"Hahahaha... Apa... Kamu ingin berkata turun kan aku? Hahahaha" Kata ku menggodanya lagi.