VIAN: Seperti Anak SMA
"Aku sudah mengunci pintu kamar mu. Tala tidak akan bisa masuk ke kamar ini hingga kita selesai!"
"Tapi, Mas..."
Saat itu juga lagi aku melumat bibirnya. Membuatnya berhenti menolak dan tak dapat berkutik. Diam sudah dia membiarkan aku melakukan apapun yang aku mau.
Tapi ya tentu saja, dengan segala ketidak tenangan dan tergesa. Hal manis ini berakhir dengan bak aku yang seperti laki-laki kurang ajar dengan banyak nafsu. Tapi yang membedakan adalah, aku meniduri istri ku sendiri.
Agh! Agh! Hah! Hah! Agh! Sstt!
Agh! Entah senafsu apa aku kali ini. Benar-benar aku merasakan sensasi yang berbeda.
"Hah! Haaa!" Desah ku sembari jatuh di atas tubuh Niar.
Lemas sudah kami berdua. Bak tak lagi ku miliki tenaga. Demikian pula istri ku yang nampaknya hanya mampu mengedip-ngedipkan kedua bola matanya.
"Sudah, Mas... Saya tidak bisa bernapas" Pintanya.
"Oh iya.. Tunggu, tunggu, tunggu..."
"Egh... Hati-hati, Mas... Ranjangnya kecil" Kata Niar mengingatkan.