VIAN: Ini Bukan Bulan Madu
Barulah kami tahu bahwa ternyata dalam satu kamar kami telah di atur dengan orang lain. Aku harus sekamar dengan seorang dokter dari Malaysia bernama Azim. Sementara Niar harus sekamar dengan seorang perawat muda yang berasal dari Filipina. Entah siapa namanya.
Sungguh malu sekali aku pada wanita itu. Sebab ia memergoki ku dan Niar yang tengah memulai untuk bertempur. Dan tentu saja bukan hanya malu. Tapi juga sangat, sangat, sangat, sangat, sangat malu.
Setelah kejadian itu pun aku lekas turun dari atas tubuh Niar. Menahan wanita itu dan bergegas keluar. Lalu kembali ke kamar ku.
Sungguh sial sekali diri ku ini. Bahkan aku tak bisa berpamitan dengan benar pada Niar. Mencium keningnya pun tak sempat.
Hemp!
"Sedang apa, Sayang?" Tanya ku pada Niar dalam sebuah pesan.
Namun Niar tidak lekas menjawabnya.