NIAR: Aku Juga Pergi!
"Ada apa sih antar kamu dan Farah?" Tanya mas Vian tiba-tiba.
"Hemp? Maksud mas Vian?"
Dia pun menghela napas panjang.
"Sikap mu aneh saat tadi kita bertemu Farah. Tiba-tiba merangkul tangan ku. Lalu seolah dengan sengaja menunjukkan kedekatan kita. Kamu belum pernah lho seperti itu sebelumnya. Pada siapapun. Bahkan pada ayah dan ibu sekalipun. Ada apa sih? Jangan bilang kalian sedang membuat persaingan ya!" Katanya.
"Igh! Persaingan apa? Untuk apa saya bersaing dengan Farah untuk memperebutkan suami saya sendiri. Jelas saya yang akan menang" Kata ku membela diri.
Lagi mas Vian menghela napas panjang. Meremas wajahnya. Kemudian melihat ku lagi.
"Lalu ada apa? Kenapa kamu tiba-tiba bersikap seperti itu pada Farah?"
"Mas Vian risih?" Balik aku bertanya.
"Ya tidak! Bukan aku tidak suka. Hanya heran saja sikap mu tadi seperti itu"
Sekejap aku terdiam. Lalu kali ini aku yang menghela napas panjang.
"Farah mengagumi mas Vian. Dihadapan saya dia mengaku"
