NIAR: Aku Yang Harus Mengalah!
Kenapa sih harus mas Vian? Kenapa harus suami ku? Kami baru bersama lagi lho! Kenapa ingin memisahkan kami lagi? Benar bahwa mungkin kepergian mas Vian kali ini tidak akan seperti sebelumnya. Tapi aku tidak bisa berbohong bahwa khawatir ku benar-benar amat besar.
Hingga hal ini amat mengganggu pikiran ku. Setiap menit. Setiap detik. Selalu terbayang tentang perpisahan yang harus kami hadapi. Benar hanya dua minggu dan dua belas hari itu akan segera berlalu. Tapi dalam dua belas hari itu pula. Siapa yang tahu apa yang terjadi!
Ini tidak mudah lho! Sangat tidak mudah bagi ku melepas suami ku untuk pergi lagi!
Hagh!
"Nona Daniar!" Panggil seseorang tiba-tiba.
Oh! Doker Rahayu rupanya!
Berjalan ia mendekati ku. Dengan senyum tanpa dosanya. Kemudian berhenti tepat di hadapan ku.
"Bagaimana persiapan keberangkatan dokter Vian?"
'Emp... Bagaimana ya? Tidak bagaimana-bagaimana sih. Biasa saja!" Jawab ku yang sangat enggan.