VIAN: Ingin Menolak!
Dokter Rahayu membantai habis diriku. Bahkan ketika aku belum selesai untuk menjelaskan. Dokter Rahayu lantas menyela dan memotong penjelasan ku. Seolah dimatanya aku begitu bodoh dan tiada sedikitpun yang benar.
Hemp!
Sungguh, malu sekali aku menghadapi Niar. Dia istriku. Yang pintarnya melebihi diriku. Bahkan saat ini sudah dapat dikatakan dia adalah dosen ku. Namun, diriku. Agh! Aku hanya dokter biasa.
"Memang tadi apa yang dikatakan dokter Rahayu hingga mas Vian merasa sangat insecure seperti ini?" Tanya Niar sembari memberikan pada ku segelas air.
Ku hela napas panjang.
"Entah... Aku sudah melupakannya" Jawab ku.
Dokter Rahayu. Dia adalah dokter anak senior di rumah sakit Bhayangkara. Jujur saja aku tidak banyak berinteraksi dengan dokter Rahayu. Sebab, sejak awal aku mengenalnya aku telah menangkap aura yang berbeda.