NIAR: Mas Vian Kenapa?
Entah seberapa bangga mas Vian pada ku saat ini. Saat aku mengatakan padanya aku berhasil mengalahkan dua pesaing ku lainnya. Mas Vian lantas memeluk ku dan berteriak senang sekali.
"Waaa aku senang sekali. Hahaha"
Sembari ia meloncat kegirangan. Selayaknya anak kecil yang baru ibunya beli permen. Bahkan, saat ini mas Vian sudah tidak terlihat seperti dokter.
"Mas, Mas, Mas... Saya tidak bisa bernapas, Mas" Keluh ku sebab mas Vian memelukku terlalu erat.
"Oh... Maaf, maaf! Aku terlalu bersemangat. Hehehe... Senang sekali rasanya"
Ya! Bahkan mas Vian terlihat senang ketimbang diriku.
"Bagimana tadi dokter Haris dan yang lain? Apa yang mereka tanyakan?"
"Mereka lebih banyak mengajak saya diskusi, Mas. Seperti menanyakan konsep, teknik... Lebih begitu sih..." Jawab ku.
"Syukurlah... Aku tahu kamu pasti bisa. Aku bangga padamu. Bangga sekali" Tambahnya.
"Hem! Berarti sekarang saya dosen mas Vian! Hehehe"
