NIAR: Kesempatan Kedua
Sebenarnya aku ingin menerima tawaran mas Vian. Tapi entahlah, hati kecil ku berkata mengatakan untuk menolak tawaran mas Vian itu. Dan ketika mas Vian bertanya apa alasan ku menolak tawarannya, jawaban ku adalah...
"Saya tidak punya alasan. Hati saya hanya berkata jangan dan menolak tawaran mas Vian"
Mas Vian mengangguk. Tidak lagi ia banyak bertanya atau memperpanjang. Setelah aku menjawab pertanyaannya, ia pun berbalik dan kembali ke kamar.
Entahlah... Penjelasan mas Vian yang mengatakan kasihan sebab aku banyak sendiri. Ditelinga ku terdengar ia terlalu mengkhawatirkan aku saja sebab tempo hari aku gagal dalam tes untuk menjadi dosen.
Hemp!
Sepertinya sedih dan malu ku ini berlebihan hingga mas Vian terlalu mengkhawatirkan aku. Ya sudahlah... Toh memang aku sudah gagal. Ya sudah... Relakan saja. Dan kembali hidup normal selayaknya seorang pengangguran.