NIAR: Gagal!
Benar-benar mas Vian menuruti permintaan ku. Sengaja ia mengambil izin kuliahnya hari ini. Hanya sekedar untuk menemaniku sebelum akhirnya aku melaksanakan tes uji kompetensi menjadi dosen.
Kendati aku begitu tidak yakin pada diriku sendiri. Tapi aku sudah mencoba segala cara agar bisa di terima bekerja di kampus ini. Walau aku pun sudah mengingat kembali semua materi yang telah aku lupa. Aku tetap tidak yakin bisa melakukan hal ini.
Namun ketika ku lihat wajah mas Vian. Justru dia yang percaya aku bisa. Bahkan berkali-kali mengatakan bahwa aku mampu mendapatkan pekerjaan ini.
"Pasti bisa.... Percaya pada ku!"
Selalu ia berkata begitu. Jujur saja, aku makin merasa terbebani. Lantas muncul dalam benakku bahwa aku tidak boleh mengecewakannya.
"Kalau saya gagal bagaimana, Mas?"
"Yakin pasti bisa donk! Ya!"
"Hem!"
Hanya aku mengangguk ragu.
"Ujian mu satu jam lagi. Kita ke kampus sekarang?" Tawarnya.
Lagi aku mengangguk.
