VIAN: Adik Niar!
Sepertinya ada yang cemburu. Dan sepertinya aku telah membuat kesalahan lagi. Sebab, setelah Niar menyindir ku dengan mengatakan kalimatnya waktu itu. Dia sulit sekali aku panggil dan tak lekas mau menjawab.
"Niar! Niar! Niar! Niar! Niaaarrr!."
"Apa!" Jawabnya sungguh singkat sekali.
Salah ku apa sih? Baru juga aku mau bermanja. Bertengkar lagi sih!
Haish!
Hingga berhari-hari Niar seperti itu. Melipat wajahnya dan tak mau menjawab panggilan ku dengan indah. Bahkan, juga seadanya saja di menjawab.
"Ya!"
Atau.
"Hem!"
Atau.
"Tidak!"
Atau.
"Emp!"
Atau bahkan terkadang. Dia menjawabku dengan kalimat khas seorang wanita kala merajuk.
"Terserah!"
Jawaban apa itu terserah? Ditelinga ku jawaban terserah itu lebih dari seperti jebakan. Sebab jika Niar berkata terserah, artinya aku harus menduga-duga sediri apa yang dia mau. Dan jika dugaan ku salah, maka aku harus siap menerima omelannya.
