Terdapat begitu banyak prajurit yang gugur dan bau darah memenuhi udara di medan perang. Yang tersisa hanyalah dua dewa yang berada di atas sebuah lambang segel yang besar dengan pedang hitam berlumuran darah menancap di tengah segel tersebut.
Sang dewa naga memeluk dewi alam yang sekarat dengan berlinang air mata karena sang dewi mengorbankan nyawanya untuk menyegel sang iblis.
Tidak rela kehilangan kekasih hatinya, dewa naga merentangkan tangannya ke samping dan dalam sekejap, seorang manusia gadis muda yang baru saja berulang tahun dua puluh satu muncul dihadapannya dengan ekspresi ketakutan.
"Kumohon, pangeran. Jangan bunuh aku!" pinta sang gadis dengan nada putus asa, namun sang pangeran tidak ingin mendengarnya.
Dalam sekali gerakan tangannya yang bebas, gadis malang tersebut berteriak kesakitan dan tidak lama kemudian, sebuah bola bewarna putih bersih keluar dari mulut gadis itu.
Tanpa menunggu waktu, dewa naga memberikan bola putih tersebut untuk dimakan oleh kekasihnya.
"Kenapa?" tanya sang kekasih dengan napas yang lemah. "Aku tidak ingin naik ke atas tanpamu."
"Aku juga tidak bisa, tapi kita tidak punya pilihan lain. Tunggulah aku di dunia atas sana, aku pasti akan menemukan energi murni lagi untuk menyusulmu."
Sungguh ajaib sekali. Lubang pada perut dewi alam akibat hunusan pedang hitam tertutup dan energi kultivasinya kembali pulih. Sayangnya, kini sang dewi telah memakan energi murni, secara otomatis dia menjadi seorang dewi tinggi.
Dan seorang dewi tinggi tidak bisa tinggal berlama-lama di dunia ini karena dunia tengah tidak mampu menanggung kekuatan dewa tinggi yang sepuluh kali lipat lebih besar dari dewa biasa.
Sang dewa naga memeluk kekasihnya untuk yang terakhir kalinya sebelum tubuh dewi alam menghilang dan pergi ke dunia atas.
Tidak lama kemudian, dewa yang menguasai langit dan bumi turun dari nirvana dan mendarat tidak jauh dari tempat dewa naga hitam berada.
Sang dewa naga tidak lagi menangis, namun rasa amarah menggantikan perasaan sedihnya.
"Kau terlambat. Kalian semua datang terlambat!" desis sang dewa naga hitam dengan penuh amarah.
"Aku sudah mengatakannya padamu. Jika kau bertindak gegabah, kau akan kehilangan orang yang kau cintai."
"Tidak. Kalau seandainya kau tidak menunda mengumpulkan prajurit, ini semua tidak akan terjadi."
"Apakah kau menyalahkanku? Raja yang menguasai langit dan bumi?" sebuah tekanan energi yang kuat muncul dari tubuhnya dan menyerang dewa naga hitam.
Naga hitam memuntahkan darah akibat serangan itu. Tidak hanya seluruh energi kultivasinya telah habis demi menyelamatkan umat manusia dan menyegel sang iblis, orang yang berdiri dihadapannya ini jauh lebih kuat daripadanya.
Pada akhirnya, dewa naga hitam tidak berkutik dan menundukkan kepalanya dan berkata, "Tidak, ayah. Aku tidak berani menyalahkan ayahanda."
"Bagus."
Sang anak menggertakkan giginya karena dia harus menundukkan kepala kepada penguasa langit dan bumi ini. Orang ini memang adalah ayahnya, tapi tidak pernah sekalipun dia merasa dia memiliki seorang ayah.
Kalau seandainya kekasihnya tidak terlalu menyayangi manusia, dia tidak akan repot-repot turun ke dunia fana ini untuk menyelamatkan mereka. Sama seperti ayahnya, dia sama sekali tidak peduli dengan makhluk yang bisa diinjaknya.
Tapi kekasihnya yang merupakan dewi alam memiliki kasih yang besar terhadap manusia. Disaat dia tahu pintu penghubung antara dunia bawah dan dunia tengah rusak, sang dewi langsung turun ke dunia fana untuk melindungi manusia.
Alas, kekuatan sang iblis yang telah memangsa manusia selama bertahun-tahun tanpa terdeteksi terlalu kuat untuk ditanganinya. Dan pada akhirnya… dia harus kehilangan kekasih hatinya.
Dewa naga memutuskan untuk menunggu dan mengikuti ayahnya kembali ke Nirvana.
Satu hari di Nirvana sama dengan satu tahun dunia fana. Jika energi murni hanya muncul seribu tahun sekali di dunia fana, itu berarti dia harus menunggu selama seribu hari.
Selama lima ratus hari pertama, pangeran naga hitam mendekam didalam penjara karena dikurung oleh ayahnya sendiri sebagai hukuman.
Semua orang mengira pangeran naga hitam akan membusuk disana dan menjadi dewa yang lemah karena tidak diizinkan berlatih kultivasi.
Tanpa mereka ketahui, naga hitam memiliki ribuan cara untuk berkultivasi meskipun kedua tangan serta kakinya dikekang oleh rantai penahan sihir.
Pada hari ke lima ratus satu, penguasa langit dan bumi yang duduk di tahta kerajaan naga dikabarkan meninggal dunia. Penyebabnya masih sebuah misteri dan tidak ada yang bisa memecahkannya.
Dengan kematian sang raja, maka pangeran naga hitam yang merupakan putranya yang tunggal naik menjadi seorang raja menggantikan ayahnya setelah beberapa minggu berkabung.
Dan hari ini merupakan hari pelantikan sang raja klan naga yang baru, Raja Dewa Zeke dimana para dewa dari klan lainnya berkumpul untuk merayakannya.
"Bukankah dia yang membunuh ayahnya sendiri?" dewa phoenix bertanya pada dewi bunga dengan nada menyindir.
"Aku meragukannya. Dia sudah dikekang oleh rantai penahan sihir selama lima ratus hari. Dia tidak akan bisa membunuh raja penguasa langit dan bumi dengan kekuatannya yang sekarang."
Karena itulah tidak ada yang curiga bahwa sebenarnya, Raja Zeke yang telah membunuh ayahnya sendiri dengan menghancurkan jiwa prodigial ayahnya.
.
.
.
.
Di sebuah kerajaan yang paling berkuasa, tinggallah sepasang suami istri dengan tiga anak perempuannya yang kini menantikan kelahiran adik bungsu mereka.
Disaat bayi itu lahir, awan gelap menyingkir, bunga-bunga bermekaran serta terdengar suara binatang didalam hutan bernyanyi dengan begitu sukacita. Burung-burung berdatangan dan mengitari tempat sang ibu melahirkan bayi perempuannya.
Kupu-kupu berdatangan, serta sebuah kosmos pelangi yang indah muncul persis diatas rumah tersebut.
Fenomena alam ini yang hanya terjadi seribu tahun sekali di dunia fana juga dirasakan oleh Raja Zeke yang tinggal di Nirvana, alam tempat para dewa tinggal.
Raja Zeke mengulas senyuman licik dan segera pergi ke dewa pengatur nasib manusia.
"Aku ingin turun ke dunia manusia."
"Yang mulia?" dewa pengatur nasib manusia merasa ada yang salah dengan pendengarannya dan tidak percaya apa yang dikatakan tuannya. "Tadi anda bicara apa?"
"Aku tahu kau dengar aku. Aku ingin turun ke dunia fana dan jadikan aku seorang raja manusia."