Chereads / Kapal Rindu / Chapter 2 - Pertemuan pertama

Chapter 2 - Pertemuan pertama

Hari ini masih sama dengan hari kemarin, aku mulai terbiasa hidup sendiri di perantauan, sejujurnya jauh di lubuk hati ku yang terdalam aku sangat merindukanmu ayah, aku sangat merindukannya, namun rasa rindu ini hanya dapat di simpan di dalam hati saja.

aku yang telah rapih dengan balutan gamis merah merona dan kerudung yang senada, sedikit makeup natural yang memberi sentuhan keindahan, dan memberikan aura yang begitu elegan nan anggun. langkah demi langkah ku pijakan ke tempat itu, panggung yang megah telah terpampang di depan gedung sekolah, muda mudi sudah ada di sana, Reuni kali ini memanglah sangat berbeda dari sebelumnya karena kali ini benar benar reuni Akbar dari angkatan pertama hingga angkatan ke dua puluh lima ada semua, dari mulai remaja, dewasa bahkan yang sudah di karuniai cucu pun ada di sini, menyatu padu bak buih di lautan rindu.

"assalamualaikum warahmatullah wabarokatuh.... selamat pagi semua.... selamat datang di acara REUNI AKBAR ANGKATAN SATU SAMPAI DUA PULUH LIMA SMK KELAUTAN INDRAMAYU DAN ULANG TAHUN YAYASAN YANG KE 50... beri tepuk tangan nya... apa kabar di hari ini???.... semoga baik dan sehat selalu, sebelumnya perkenankan saya Syarah Fadilah selaku MC disini akan membacakan susunan acara....."

Kurang lebih begitulah yang aku sampaikan, aku yang sebenarnya kaku dan tidak pede sebelumnya ternyata dapat memandu acara yang luar biasa ini dengan penuh percaya diri hingga membuat panggung pentas ini menjadi hidup bahkan sangat hidup, semua ini berkat Reina yang telah menyemangati ku. namun ada sedikit tak nyaman dari diri ku, karena ku rasa sejak sendiri tadi sepertinya ada yang memperhatikan ku, namun prasangka itu ku tepis "aaah... itu hanya perasaan ku saja" . tak terasa hari sudah mulai larut, acara yang di gelar pun sudah selesai, aku yang tengah membereskan barang ku tiba tiba terkagetkan oleh seorang pria dengan kemeja berwarna biru langit yang meng hampiri ku.

"Permisi Bu.. eh mbak..."

"oh... iya ada apa ya mas..."

"ini saya mau tanya.. kalo toilet di sebelah mana ya?" (basa basi)

" dari sini mas lurus terus belok kiri nanti di situ ada pertigaan, masnya ambil kanan ya... disitu toilet pria"

"oh iya... trimakasih Lo mbak..."

"iya... sama sama..."

" eh maaf mba... mbak nya alumni sini ?"

"bukan mas..."

"oh pantes... saya nggk pernah lihat mbak sebelumnya di acara reuni..."

"iya... permisi mas"

aku pun bergegas pergi tanpa menghiraukan basa basinya, karena aku tau tampang laki laki seperti itu hanya ingin menggoda perempuan saja.

"eeeeh... tunggu dulu mbak..."

"ada apa lagi mas... mas ini mau modusin saya ya"

"eeehhh.. jangan suudzon mbak... nggk baik... apa lagi sama orang yang belum kenal..."

"iya terus mau apa lagi masnya..." (mulai kesal)

"ini gantungan kunci ku... kesangkut di bajunya mbak"

Dan benar saja ternyata gantungan kuncinya menyangkut, dan sulit di lepaskan, pipiku kemerahan kini aku malu karena telah berprasangka buruk padanya, dia pun mencoba melepaskan nya.

"bisa nggk mas..."

" sebentar mbak... ini agak sulit"

" gimana ya..."

"ya... sebentar saya coba dulu"

"iya... soalnya saya buru buru ini sudah malem... saya harus segera ke mes"

" iya... mbak sebentar.. saya juga ingin kencing ini dari tadi di tahan"

"Oalah... kalo gitu masnya kencing dulu saja... tar saya tunggu mas di sini... s kalian saya coba lepasin kunci nya."

"iya deh..."

dia pun pergi berlari menuju toilet, ku kira awalnya dia hanya modus saja ingin berbincang dengan ku, ternyata semua itu salah aku telah suudzon padanya, dia benar benar mencari toilet,. Sejak dari tadi otak ku terus berfikiran negatif, ntah apa yang membuat ku seperti ini, apa karena terlalu grogi atau karena banyak yang bertanya siapa aku tadi, aaahh... entah lah tapi aku benar benar malu di buatnya. Aku yang tengah berusaha membuka kunci yang tersangkut di belakang bajuku tak kunjung mendapatkan titik terang, yang ada kunci semakin kuat tersangkut disana.

"aaahhh... ini gimana nggak lepas lepas... mana udah malem lagi... lagian ini kenapa bisa nyangkut disini coba... uuuhhh..."

Aku yang terus menggerutu terkagetkan oleh kedatangannya.

"gimana mbak... bisa..."

"boro boro bisa mas... ini makin susah aja... mana udah malem lagi... saya giman pulang"

"gimana ya mbak... coba saya coba lagi..."

"gima mas..."

"ini susah mbak... kayanya harus di gunting deh..."

"ya.... jangan mas nanti baju saya bolong gimana... mana pas sama itu lagi"

"lah gimana lagi mbak kalo nyangkut gini terus saya nggk akan bisa nyalain motor.. saya juga gimana pulang"

"haduh... gimana ya..." (mulai cemas)

" gimana kalo gini mbak, saya gunting baju mbak.... saya janji deh nggk akan liat itu nya... ntar mbak tutupin itunya pake jaket saya..."

"terus masnya gimana"

"saya nggak papa mbak..... gimana mau di gunting aja?"

"ya... terpaksa nggak papa lah mas.... sok gunting aja.... saya ambil hulu gunting di loker saya ya.."

"ini mas..."

"iya..."

dia pun menggunting baju ku, tepatnya baju kesayangan ku, ini adalah hadiah ulang tahun dari ayah gaun ini sangat berkesan bagi ku, karena ayah memberikan nya dengan cinta banyak kenangan yang tertuang di gaun ini, ini adalah satu satunya gaun peninggalan ibu ku yang dimana ketika dulu ayah melamar ibu bukan dengan cincin melainkan dengan gaun ini, "maaf kan aku ayah... maaf kan aku ibu... aku telah merusak gaunnya".

Tak terasa air mata pun jatuh membasahi pipi ku, dia yang telah selesai menggunting baju ku menoleh ke arah ku.

"kenapa..."

"nggak apa"

" masa nggak apa... nangis..."

"idih... siapa juga yang nangis..."

"kalo nggk nangis... lalu kenapa ngelap pipi terus"

"ah nggk... nggk... deh itu udah belum"

" nih udah..."

"bolong ya..."

"iya... ni tutup pake jaket ku..."

"hem....hem"

"oh iya mbak.... mesan nya di mana?"

"di depan.. nggk jauh dari sini kok... paling 200 meter dari sini"

"saya anter ya... udah malem... disini rawan mbak... apa lagi di depan gelap... takut banyak anak anak yang lagi minum ..."

"terimakasih mas... nggak usah... saya jalan aja... lagian Deket juga... yang ada kalo saya sama mas nanti saya di bawa kabur sama masnya lagi.... heheh"

"ya elah si mbak... emang tampang saya tampang penjahat yang suka bawa kabur anak orang?... hah.."

"dari tampang nya sih ..... iya hehhehe"

" yah si mbak.... saya tulus mbak... asli nggk akan macem macem..."

"iya mas... saya juga tau... tadi saya becanda mas... terimakasih atas tawaran nya... tapi mohon maaf saya mau jalan kaki saja... saya pamit ya permisi.... oh iya mas ini jaketnya saya pinjam dulu ya besok saya balikin..."

"eeeehhg..."

aku pun berlari meninggalkan nya tanpa sedikitpun menoleh ke belakang, aku terus berlari hingga tak sadar aku sudah sampe di depan mes, aku yang tengah ngos ngosan sambil senyum senyum sendiri mengingat bajuku yang terpaksa di sobek tiba tiba terhentikan oleh Raina yang sejak tadi memperhatikan ku.

"suuuut... hei... heiii... Ra... Ra... Ra.. kamu kenapa"

"emmm... nggk papa kok"

"kamu lagi bahagia..."

"hahahah... enggak kok... biasa aja"

" terus kenapa... dari tadi aku liat kamu senyum senyum sendiri... dan ini baju siapa?... kamu pacaran sama orang sini ya... hayoo... ngaku..."

kalo dia udah ngomong pasti aja nyerocos, mengintrogasi bak seorang polwan yang tak berhenti mengintrogasi maling jemuran tetangga hemm... aku yang lelah terus aja masuk ke kamar tanpa menghiraukan apa yang dia katakan.

"heiii Ra.... Ra... jawab dulu..."

"aku capek... ngantuk... mau tidur.... brukk"

ku tutup pintu ku dan segera ku baringkan badan ini di atas kasur, ketika ku pejamkan mataku tiba tiba bayangan wajahnya terlintas dalam benak ku, entah apa yang aku fikir kan tiba tiba dia ada dalam hayalan, hingga aku tertidur lelap .

***