Chereads / Naura Sanjaya / Chapter 9 - Rahasia Masa Lalu

Chapter 9 - Rahasia Masa Lalu

Air mata masih menganak sungai di pipi mulus Naura. Tanpa bisa dicegah, kejadian bertahun lalu itu tergambar kembali di depannya.

Siang itu Naura yang masih duduk di kelas 9 sengaja pulang lebih awal karena merasa badannya meriang dan lemas, seperti akan terserang flu. Jadi sampai di rumah, dia langsung masuk kamar karena sangat ingin segera merebahkan badan dan tidur. Ketika Naura berada antara sadar dan tidur, tiba-tiba dia dikejutkan oleh suara pintu yang dibanting dengan keras. Lalu disusul dengan suara tangisan mamanya yang pilu.

Seketika Naura lupa bahwa dia pulang lebih awal karena ingin istirahat. Ditegakkannya badan dan telinga. Dia mencari tahu sebab tangisan mamanya yang terdengar pilu. Lalu terdengarlah pertengkaran antara mama dan papanya. Ternyata mamanya memergoki papa sedang bersama perempuan lain di sebuah tempat makan. Pada saat bersamaan mama sedang makan bersama teman-temannya di tempat yang sama. Sebenarnya sudah lama mama mendapat informasi kegilaan papa dari temannya, tapi mama masih belum pernah melihat sendiri dan mama juga sangat percaya pada kesetiaan papa. Bisa terbayangkan beratnya pukulan yang diterima mama. Suami yang selama ini diagungkan bagai dewa karena kesetiaannya, ternyata mempunyai hubungan dengan wanita lain.

Mama sangat marah dan meluapkan semuanya. Papa juga membalas perkataan mama. Sayangnya, bukan berusaha menenangkan mama, papa malah mengatakan bahwa dia sangat nyaman dengan wanita itu. papa merasa kembali bersemangat karena wanita itu bisa mengimbangi obrolan papa, mereka nyambung dalam komunikasi dan penampilannya sangat disukai papa. Dan papa mengatakan, sudah lama mama tidak bisa lagi mengimbangi papa dalam segala hal. Dalam setiap obrolan, mama hanya bercerita tentang anak-anaknya, tentang tetangga dan tentang kesibukan mengurus rumah. Menurut papa hal itu tidak perlu lagi dibicarakan karena sudah menjadi tugas mama. Papa tidak lagi melihat mama yang pernah membuatnya terpana karena kecantikan dan kecemerlangan di karier.

Darah Naura mendidih mendengar perkataan papanya, tapi dia tak berdaya. Dia hanya bisa menangis diam-diam dan menutupi mukanya dengan bantal agar isaknya tidak didengar papa dan mama. Hati Naura seperti disayat saat mendengar mamanya memohon agar papa memutuskan wanita itu, tapi papa justru mengatakan akan segera menceraikan mama. Setelah perang mulut yang dahsyat, papa keluar rumah dengan membanting pintu keras sekali. Dia mengatakan sementara tidak akan pulang ke rumah. Papa memilih tinggal di rumah wanita simpanannya yang sudah dinikahi secara siri.

Tangisan mama yang semakin kencang dan menyayat hati, membuat Naura keluar dari kamar lalu memeluk mama untuk menghiburnya. Mama terbelalak saat tahu bahwa Naura ada di rumah, padahal seharusnya ada di sekolah, tapi kemudian mereka menangis bersama.

Lalu hari-hari selanjutnya menjadi hari-hari berat dan murung yang harus dilalui mama dan Naura. Setiap hari mama menelepon papa meminta agar papa kembali ke rumah dan mereka kembali hidup bahagia seperti sebelumnya. Mama juga mengingatkan bahwa ada 4 anak yang masih butuh kasih dan perhatian papa. Tapi papa seperti lupa pada keluarganya.

Setiap bulan, hanya kiriman uang yang datang ke mama. Papa tidak pernah muncul. Tapi mama meminta Naura untuk merahasiakan hal ini dari semua kakaknya. Saat itu Laura dan Tara belum lama menikah dan Sarah masih kuliah di kota lain.

Terseok-seok mama dan Naura menjalani hari. 3 bulan kemudian papa pulang ke rumah, tapi mulai dengan terang-terang mengajak wanita itu ke rumah. Bahkan wanita itu berani menginap di rumah Naura dengan menempati kamar Laura. Inilah yang membuat Naura sangat kalap dan hampir membunuh wanita itu, bila papa tidak merebut pisau yang sudah dihunuskan ke wanita itu.

Papa hendak menceraikan mama, namun mama memohon agar tidak bercerai karena mama sangat memikirkan anak-anaknya. Mama tidak yakin bisa mencukupi nafkah untuk mereka bila harus bercerai dari papa. Walaupun dulu mama sempat memiliki karier cemerlang sebelum menikahi papa, tapi sudah berpuluh tahun mama tidak pernah bekerja mencari nafkah. Perceraian akan membuatnya gamang menjalani hidup, karena itu mama mati-matian tidak mau bercerai.

Melihat mama yang sangat lemah, papa semakin menjadi-jadi. Wanita itupun dengan sangat berani menuntut papa agar menceraikan mama, di depan mama. Mama hanya menangis, justru Naura yang lalu mengambil tindakan gila. Diambilnya pakaian wanita itu lalu dilempar ke luar rumah. Naura berteriak-teriak akan melaporkan wanita itu ke polisi karena merusak rumah tangga orang lain. Dia juga mengatakan akan membunuh wanita itu. Naura berteriak siap dipenjara karena membunuh, dia yang akan melindungi mamanya. Beruntung, aksinya ini membuat wanita itu gentar dan memilih pergi dari rumah papa Naura.

Sayangnya, saat itu papa ikut pergi dan tidak pernah pulang selama setahun lebih. Mama yang mencoba bangkit, sudah merintis usaha untuk mencukupi keluarganya dan mulai terlihat hasilnya. Walau tidak bisa dipungkiri, badan mama semakin menyusut karena masih memikirkan papa. Atas desakan Naura, akhirnya mama mau bercerai dari papa.

Dan hari itu, mama akan berangkat menyerahkan surat gugatan cerai ketika tiba-tiba papa muncul di depan pintu rumah. Penampilan papa sungguh kacau. Rambut awut-awutan, tubuh kurus tidak terurus dan muka kuyu. Pakaiannya pun mengenaskan. Berbeda dengan papa yang terakhir dilihat Naura setahun lalu.

Papa berlutut meminta mama membolehkan untuk tinggal di rumah mereka lagi. Papa mengatakan sudah ditipu wanita itu, semua harta papa dikuras dan sedang terlilit hutang. Papa juga dipecat dari tempatnya bekerja karena banyak hutang dan menggelapkan dana perusahaan demi untuk memenuhi permintaan wanita itu.

Yang Naura tidak paham, mama dengan begitu saja menerima permintaan maaf papa lalu menerimanya kembali. Mereka hidup bersama lagi sampai sekarang. Sementara Naura yang ikut merasakan sakitnya pengkhianatan papa, masih belum bisa menerima dan memaafkan. Hanya karena mama tidak bisa mencari nafkah, hanya karena mama tidak bisa mengimbangi obrolan karena sehari-hari mama hanya berkutat dengan pekerjaan rumah, papa dengan semena-mena menduakan mama. Sejak saat itu Naura bertekad bahwa dia harus menjadi wanita mandiri yang bisa memenuhi kebutuhan hidupnya sendiri, bahwa dia tidak akan menggantungkan hidup pada seorang lelaki bergelar suami. Dan Naura juga bertekad, bila papa sebagai lelaki bisa mempermainkan wanita yang sungguh mencintainya, maka Naura sebagai wanita juga bisa mempermainkan lelaki yang ingin menjadi suaminya.

Tanpa disadari oleh papa Naura, dia telah berperan besar merubah Naura dari seorang gadis manis penurut menjadi seorang monster kecil yang siap mencabik hati laki-laki, merubah Naura menjadi wanita berhati dingin yang tidak ingin disakiti makhluk bernama laki-laki.

***

Suara azan subuh yang berkumandang di masjid dekat rumah membuat Naura membuka mata. Dia merasa bingung karena mendapati dirinya meringkuk di lantai di depan pintu, bukan di ranjangnya. Naura duduk sambil mengusap-usap matanya. Dia mencoba mengingat-ingat kembali kejadian di malam tadi.

Dia kumpul-kumpul santai dengan kakak-kakaknya, bercerita tentang rumah tangga mereka lalu Naura tanpa sengaja membuka rahasia yang seharusnya dikubur rapat-rapat. Dia berlari pulang dan menangis sedu sedan di belakang pintu. Ah, rupanya karena terlampau lelah menangis, Naura tertidur di lantai. Dia mengibaskan rambut sebahunya lalu berjalan menuju kamar mandi.

Selepas solat subuh dia langsung membuat sarapan. Kebiasaan yang didapatnya dari mama bahwa setiap pagi, sebelum beraktivitas harus lebih dahulu mengisi perut sehingga ada tenaga untuk bekerja dengan semangat. Selesai sarapan, Naura memeriksa agenda kegiatannya lalu menyiapkan segala sesuatu untuk kunjungan lokasi hari ini.