"Adik, kakak juga mau."
Di saat pikiran Kakak Ketiga tengah terlempar ke masa lalu ketika kelima saudara itu masih berkumpul bersama, tiba-tiba ada suara halus di sebelahnya mengusik gendang telinganya. Suara lembut tapi sedikit berat. Setelah itu ia melihat pemandangan buku-buku jari ramping Kakak tertua itu meraih ujung baju adiknya dengan lembut dan menggoyang-goyangkannya mirip seperti bocah TK yang minta dibelikan permen., Apalagi tatapan dari mata hitam gelap itu dibuat begitu polos dan memelas!
"As, astaga!"
Kakak ketiga kaget bukan main, hampir saja jatuh dari kursinya!
Untung saja dengan tanggap kakak tertuanya mengulurkan tangan dan meraih bagian belakang kursinya. Dengan ekspresi yang sangat kontras, ia mengomeli kecerobohan adiknya itu, "Berapa umurmu, apa kau bahkan tidak bisa duduk dengan tenang di kursi?"
"Aku… aku aku…" 'Jelas-jelas kau! Kau! Kau yang membuatku kaget sampai terjungkal!'