Tanpa menunggu Ling Chuan yang akan kembali mengatakan sesuatu, gadis kecil itu menambahkan, "Ngomong-ngomong, jika bukan karena kakek sengaja berpura-pura sakit dan menunda-nunda, lalu aku yang masih sibuk dengan hal-hal lain, aku ingin bertemu dengan mereka lebih awal..."
Bagaimana mengatakannya, mungkin karena telah tinggal terlalu lama di dunia lain dan membantu wanita itu, lalu tiba-tiba kembali ke dunia nyata yang sunyi, dia selalu merasa tersesat dan bosan.
Ya, membosankan.
"...."
Ling Chuan hanya mampu terdiam dan menggelengkan kepalanya. Gadis kecil itu tampak seperti biasanya, suka berpetualang dan tangguh!
Sang Ayah yang berubah dari orang biasa, dan juga penagih utang yang kejam itu, mungkin akan ketakutan setengah mati.
Tapi ini juga bagus.
"Jam berapa kamu membuat janji dengan mereka? Apa kamu sudah makan malam? Apakah kamu ingin aku temani?"
Ling Chuan melemparkan beberapa pertanyaan berturut-turut.
Gadis kecil itu tersenyum datar.
Janji apa? Hanya ada satu alamat dan aku juga belum membeli ponsel, jadi aku akan langsung datang sendiri.
Makan malam apa? Aku sudah kelaparan dari dua jam yang lalu.
Tentang menemaniku...
"Kakak, bisakah aku mengajakmu makan malam?"
"Dilihat sekilas saja, kamu pasti memiliki karir yang sukses dan pekerjaan yang bagus. Meskipun otakmu tidak terlalu bagus, tetapi penampilanmu cukup bagus. Gajimu tentu tidak rendah, ya kan? Hehe~"
"Kau tahu, aku hanya punya 10 yuan."
Gadis kecil itu meraba-raba sakunya dan mengeluarkan 10 yuan-nya dengan bibirnya yang mengerucut tampak sedih.
Seperti anjing kecil di pinggir jalan yang minta dipungut dengan wajah yang polos dan lembut.
Ling Chuan tidak bisa menahan tawa, gadis kecil itu masih semanis biasanya!
Tangannya yang lebar dan besar mengusap kepala gadis kecil itu. Ling Chuan memanggil taksi untuk membawanya makan malam.
Tidak jauh dari situ, Cong Hua terkejut melihat adegan itu. Apa, apakah itu tuannya?
"Halo, 110? Saya curiga tuanku telah diculik!"
----------------------------------------------
Rumah berlantai dua keluarga Lu.
Setelah makan sampai kenyang, Ling Chuan dengan paksa memberikan ponsel pribadinya untuk berjaga-jaga. Lu An berdiri di luar pintu, dikelilingi oleh kegelapan. Tidak ada yang datang untuk membukakan pintu setelah sekian lama.
Ada apa ini? Sudah sangat malam, tapi enam orang di keluarga ini tidak ada satu pun yang sudah kembali?
Tidakkah seharusnya mereka menyiapkan sesuatu untuk 'menyambutnya'?
Heh! kalau begitu, biarkan aku masuk dulu!
Gadis kecil itu mengangkat sedikit sudut mulutnya. Dia mengeluarkan kawat yang sangat tipis dari tas kecilnya, memutarnya dengan senyum jahat, dan berjongkok di depan kunci pintu.
Baru saja dia bersiap untuk memasukkan kawat itu ke lubang kunci..
"Siapa itu? Berani-beraninya mencuri di rumahku!"
Tiba-tiba ada suara keras di belakangnya dengan hembusan angin kencang mengarah padanya. Lu An langsung kembali sadar dan untungnya dia sempat meraih sapu panjang yang dihantam lurus ke arahnya.
Ditemani oleh cahaya lampu yang diaktifkan oleh suara di atas kepalanya. Terlihat dua orang. Orang pertama bertubuh tinggi dan yang satu pendek, dengan mata saling berhadapan, mata besar menatap tajam mata kecil.
"Lu, Lu Xiao?"
Pada akhirnya, Lu An memecah kesunyian.
Pria di depannya berusia sekitar 50 tahun. Dia bertubuh jangkung dan tidak gemuk. Dia memiliki tulang besar dan bahu lebar yang membuatnya terlihat gagah perkasa. Kemeja dan celana abu-abu yang dikenakannya dirancang sesuai dengan tubuhnya yang tinggi besar. Rambutnya yang sedikit keriting, dengan panjang rambut mirip anak muda di tahun 70 dan 80-an, alis yang berkerut dan tangannya yang besar berurat memegang sapu itu terlihat garang. Benar-benar seperti orang yang suka menggunakan kekerasan.
Kakinya dibalut sepasang sepatu kulit kuno dengan sol yang sudah terbuka di sana-sini, mungkinkah itu barang nostalgia?
"Kamu kenal aku?"
"Kamu siapa?"
Lu Xiao mengangkat dagunya dan berkata dengan tegas. Matanya yang dipenuhi dengan ketidaksabaran melihat ke arah Lu An.
Gadis itu berusia sekitar tujuh belas atau delapan belas tahun. Dia tidak terlalu tinggi, kurus, dan memiliki kulit putih. Dengan wajah sekecil itu, dia bisa menamparnya dengan satu tangan saja.
"Kamu si…"
Lu Xiao membuka mulutnya untuk bertanya lagi..
"Lu An!"
"Aku Lu An!"