Wajah Hu Jiaqian bahkan terlihat lebih dingin dan menyeramkan. Ia mengangkat dagunya tinggi seolah menantang pemuda di depannya itu. Ia mengambil inisiatif untuk bergerak lebih dekat ke arah Lu Xingran seolah-olah dia siap untuk berkelahi.
Padahal, dalam hatinya ia juga sedikit gemetar.
Tentu saja dia takut jika benar-benar dapat bogem mentah.
Tapi menurut Yanyan, dia belum menemukan bukti apa pun yang menunjukkan bahwa Lu Xingran melakukan penindasan kepada siswa lain. Kalau dia memang berani berani maju saja. Asalkan dia bisa membereskan penindas ini, demi semua orang, dia sangat rela mengorbankan diri sendiri.
Mata Hu Jiaqian memicing sengit, berlagak seolah bahwa dia yang pasti akan menang!
Di belakang kakaknya, Lu An merasa sedikit khawatir dengan kakaknya. Dia takut jika kakaknya terpancing dan tidak bisa menahan diri memukul orang itu. Tapi….
"Hehe!" Kakaknya terkekeh pelan. Sesaat dia langsung mengubah ekspresinya.