"Jadi, kakak kelima apakah ingin sesuatu lagi?" Tanya Lu An dengan suara lembutnya.
Gadis kecil itu sama sekali tidak merasa kesal. Seolah-olah dia bersedia menjadi pelayan kecil kakaknya.
Lu Xingran jadi sebal dengan reaksi yang tidak sesuai harapannya ini. Harusnya adiknya kesal, kan.
Jelas-jelas dia sudah berusaha untuk memancing kemarahan adik perempuannya ini, tapi justru seolah menantangnya.
Baik, mari kita saling beradu kesabaran. Siapa di antara keduanya yang sanggup menahannya. Lu Xingran tidak tahu bagaimana menggambarkan perasaan ini, tetapi ia pikir ini sangat mengasyikkan.
Setelahnya Kakak kelima berkata dengan nada datar, "Hanya ... kaki juga sedikit sakit."
"Baiklah."
Kemudian, adiknya itu memijat kakinya dengan penuh perhatian.
Dan setelah itu, Lu An berubah menjadi pesuruh Lu Xingran. Membuang sampahnya, mengatur buku pelajarannya, dan menajamkan pensilnya...
