Kakak kelima meraih kembali sendok yang telah dipegang adiknya dengan cepat, "Tidak, tidak perlu. Kau pasti sudah sarapan, kan?" Sama saja dia akan kehilangan jatah suapannya. Ia tidak terla memberikannya pada siapa pun walau hanya satu tetes sekali pun.
Tanpa banyak bicara lagi, Lu Xingran kembali menundukkan kepalanya untuk menyantap bubur dan bola-bola nasi yang rasanya sangat menakjubkan ini.
Ia sudah tidak peduli lagi soal rancu. Tidak masalah jika makanan ini mengandung racun, karena rasanya sungguh sangat sebanding.
"Pfft!"
Lu An tidak bisa menahan senyumnya melihat cara makan kakaknya yang seperti kucing serakah. Gadis itu sampai bertanya-tanya. Apa memang begini cara kakaknya makan.
Sangat sangat sangat imut sekali! Lu An jadi gemas sendiri.
