Chereads / SEASON 2 TERANG DALAM GELAPKU / Chapter 10 - TERPUKUL

Chapter 10 - TERPUKUL

Jantung Fatma berdetak sangat kencang mendengar ucapan Brian. Dia bingung, karena hati kecilnya masih belum siap jika Brian meminta haknya. Bayangan percintaan Vero dan suaminya masih saja berputar dibenaknya. Dia membayangkan suaminya mencumbu mantan kekasihnya hingga mereka kelelahan.

" Kamu...nggak pa-pa?" tanya Brian yang terkejut merasakan tubuh istrinya bergetar.

" Maaf! Mungkin aku sedikit lelah!" kata Fatma berbohong.

Astaughfirullah! Maafkan hamba Ya Allah! Hamba berdosa pada suami hamba! Tapi hamba hanya manusia biasa! Hamba belum siap jika harus melayani dia! batin Fatma.

" Tidurlah!" ucap Brian pelan.

Fatma bisa mendengar nada kekecewaan pada perkataan Brian. Tapi dia tidak perduli, karena dia tidak mau jika nanti akan merasa kotor setelah melakukan itu.

Kemajuan demi kemajuan didapatkan oleh bayi kecil itu. Selama sebulan mereka bolak-balik Indonesia-Jerman agar mendapatkan pengobatan yang maksimal.

Hingga pada suatu siang, Fatma kedatangan tamu yang selama ini ingin dia hindari.

" Siapa?" tanya Fatma tidak percaya.

" Non Sarah, Ustadzah!" kata Mbok Yem.

" Maksud Mbok, Sarah...Vero?" tanya Fatma lagi.

" Iya, Ustadzah!" jawab Mbok Yem.

Fatma terdiam, dia sebenarnya enggan menemui wanita yang telah membuatnya ragu pada suaminya itu, tapi dia penasaran ada urusan apa hingga wanita masa lalu suaminya itu datang.

Jantung Fatma tiba-tiba berdebar-debar tak menentu.

" Suruh duduk di ruang tamu!" kata Fatma akhirnya.

" Baik, Us!" balas Mbok Yem.

Fatma merapikan meja kerjanya, lalu merapikan pakaiannya dan menatap wajahnya di kaca. Fatma memandang tubuhnya yang sedikit melar akibat melahirkan 3 orang anak. Beberapa bagian tubuhnya sedikit tidak terbentuk karena timbunan lemak yang dimilikinya.

" Assalamu'alaikum!" sapa Fatma saat melihat Vero yang duduk sambil memainkan ponselnya.

" Wa'alaikumsalam!" jawab Vero mengangkat wajahnya dan melihat Fatma berdiri di depannya.

Fatma tahu jika Vero sebenarnya seorang muslimah dari Mbok Yem, karena Fatma pernah bertanya tentang beberapa hal tentang Vero pada Mbok Yem.

Vero berdiri dan mengulurkan tangannya pada Fatma dan mau tidak mau sebagai sesama muslim, Fatma wajib menyambut uluran tangan itu. Tubuh seksi Vero dibalut mini dres yang memperlihatkan lekuk tubuhnya. Fatma tidak memungkiri kecantikan dan keindahan tubuh mantan kekasih suaminya itu. Semua yang ada pada diri Vero memang terlihat sempurna sebagai seorang wanita dewasa.

" Silahkan duduk!" kata Fatma tegas.

" Trima kasih!" jawab Vero.

Mereka sama-sama duduk, Fatma di single sofa sedangkan Vero di depannya. Suasana terlihat canggung diantara mereka berdua.

" Jadi...ada keperluan apa, ya?" tanya Fatma.

Vero menghembuskan nafas panjang, lalu mengeluarkan sebuah kotak kecil dan ampolp dari dalam tasnya. Dia meletakkan kedua benda itu di atas meja kemudian mendorongnya ke arah Fatma.

" Maaf!" ucap Vero pelan menatap wajah Fatma dengan raut sedih.

" Apa ini?" tanya Fatma tidak mengerti, jantungnya kembali berdetak kencang, pikiran dan perasaannya kacau melihat benda-benda di atas meja yang dibawa Vero.

" Bukalah!" kata Vero.

Dengan tangan bergetar, Fatma meraih kotak kecil itu dan perlahan membukanya. Deg! Jantungnya seakan terlepas dari tempatnya, matanya berkaca-kaca melihat isi dari kotak yang dibawa Vero. Tangannya meraih amplop yang ada di depannya dan membuka lalu mengeluarkan isinya. Sebuah gambar terjatuh dari dalam kertas, Fatma meraihnya dan tangannya bergetar melihat gambar itu.

" Ini..."

" Maaf! Aku hanya ingin kamu tahu jika ada kehidupan lain di dalam tubuhku dan itu bagian dari dia juga!" kata Vero sendu.

" Astaughfirullah!" ucap Fatma lirih.

Dibacanya surat yang ada di dalam amplop tadi lalu matanya terpejam menahan buliran airmata yang sebentar lagi akan mengalir di kedua pipinya.

" Aku tidak meminta apa-apa dari kalian berdua! Aku hanya ingin meminta maaf dan aku benar-benar menyesal telah menyakiti kamu!" kata Vero.

" Bukankah itu sedikit terlambat? Kenapa kamu tidak berpikiran seperti itu saat kamu melakukannya dengan suamiku?" sindir Fatma menahan amarah.

" Aku sangat mencintainya kau tahu? Kita berdua mencintai dia! Dan kamu beruntung bisa memiliki dia! Tapi saat ini, aku merasa sangat beruntung karena memiliki sebagian dari dirinya di tubuhku!" kata Vero melukai harga diri Fatma.

" Lalu apa maumu? Meminta dia menikahimu? Aku..."

" Apa kamu rela?" potong Vero.

" Aku...."

" Melepasnya demi anak kami!" kata Vero lagi.

" Jika memang jodoh kami hanya sampai disini...aku rela!" jawab Fatma.

" Tapi sayangnya aku bukan wanita seperti itu! Aku datang kesini tidak untuk meminta pertanggung jawaban dia! Aku masih bisa membesarkan dia seorang diri! Maaf sekali lagi! Permisi!" kata Vero lalu pergi meninggalkan Fatma yang tertegun pada sikap Vero.

Perlahan airmata itu turun tanpa bisa lagi ditahan oleh Fatma. Seorang...bayi? batin Fatma. Seharian Fatma berdiam diri di kamarnya, mengingat kembali saat-saat pertemuannya hingga penikahannya dengan Brian.

" Ummiiii!" panggil Iza.

" Ummiiii!" panggil Iza lagi.

Fatma menghapus airmatanya dengan cepat, agar putrinya tidak melihat kesedihannya.

" Ya, Princess?" sahut Fatma.

" Ija au bobok cini!" kata Iza manja.

" Ayo, sini!" kata Fatma lalu membawa Iza ke atas ranjang dan menidurkan putrinya itu.

Setelah putrinya itu tertidur, Fatma meletakkan guling di kanan dan kiri sisi Iza lalu dia berjalan keluar kamar dan melihat putranya sedang asyik membaca.

" Zab! Mana mbk Rosma?" tanya Fatma yang berjalan mendekati putra sulungnya itu.

" Di dapur, Mi!" jawab Zabran.

Fatma berjalan ke arah dapur dan melihat semua pegawainya sedang berbincang-bincang sambil memasak untuk makan siang. Fatma yang datang ikutan membantu beberapa hal saja dan setelah semua selesai, Fatma menyiapkan makan siang untuk dirinya dan anak-anak.

" Assalamu'alaikum!" sapa Brian.

" Wa'ala...ikumsalam!" Fatma terkejut melihat suaminya yang berdiri di dekat tangga.

" Bisa kita bicara?" tanya Brian dengan wajah sendu.

Deg! Apa wanita itu mendatangi suaminya? batin Fatma. Tidak biasanya suaminya pulang siang hari di hari selasa. Fatma mengikuti suaminya yang berjalan ke arah ruang kerjanya, sebelumnya dia pergi ke kamarnya untuk mengambil sesuatu.

" Habib!" panggil Fatma saat dilihatnya Brian sedang duduk di kursi kerjanya dan memegang sebuah kertas.

" Duduklah!" kata Brian.

Fatma duduk di sofa sambil menghela nafas panjang. Brian berjalan mendekati Fatma dan duduk di samping istrinya itu.

" Apa...ada yang serius?" tanya Fatma pelan.

" Sangat serius malah!" jawab Brian cepat.

Deg! Jantung Fatma berdetak sangat kencang dan tangannya bergetar. Ditatapnya mata suaminya dengan tatapan yang tidak bisa diartikan.

" Kamu..."

" Maaf! Aku..."

" Kamu sudah tahu?" potong Fatma.

" Apa kamu sudah tahu?" tanya Brian seperti terkejut.

" Iya! Aku sudah tahu semuanya!" jawab Fatma.

" Tapi...darimana? Apa dia mengatakannya padamu?" tanya Brian geram.

" Iya! Dia yang langsung datang dan mengatakannya padaku!" jawab Fatma dengan wajah sedih, lalu dia mengeluarkan barang yang dibawa Vero tadi.

" Ini..."

Brian tertegun melihat isi kotak dan gambar di kertas kecil itu.

" Bukannya ini yang kamu maksud?" kata Fatma dengan airmata menetes di kedua pipinya.

Deg! Brian merasa bahagia melihat semua itu lalu memeluk istrinya dengan perasaan bahagia.