Download Chereads APP
Chereads App StoreGoogle Play
Chereads

Pria Misterius Itu Bukan Manusia (Akan Diterbitkan Kembali)

🇮🇩Ainjae
--
chs / week
--
NOT RATINGS
12.6k
Views
Synopsis
Dia lagi, dia lagi. Entah sudah berapa kali aku bertemu dengannya dan aku tidak tahu apakah pertemuanku dengannya adalah takdir atau kebetulan belaka. Pertemuan pertama, aku terpana. Pertemuan kedua, aku terkejut. Pertemuan ketiga, aku terheran. Pertemuan keempat, aku sadar bahwa rasa ini ada untuknya. Beberapa hal aneh mulai kusadari. Ketika aku mengunjungi kampus untuk suatu urusan, saat itulah aku melihat sosoknya lagi. Dia berada di salah satu ruangan sebagai seorang dosen. Yang membuatku terkejut adalah bagaimana bisa dia memiliki begitu banyak pekerjaan? Pada awalnya aku melihat dia sebagai seorang pemilik kedai kopi, kemudian aku melihatnya sebagai seorang dokter, aku juga pernah melihatnya sebagai seorang CEO, dan sekarang dia adalah dosenku. Apa sebenarnya identitas asli dari sosok itu? Sudah bingung setengah mati dengan identitasnya, aku dikejutkan dengan kejadian yang tidak masuk akal. Hingga pada suatu titik aku mulai bertanya-tanya, apakah dia manusia?
VIEW MORE

Chapter 1 - Prolog

Seperti orang kesetanan, aku berlari ke sana-kemari mengelilingi seisi kota. Namun, sosok itu tak kunjung kutemukan. Ke mana perginya dia? Apakah dia menghilang tanpa berpamitan padaku?

Dengan napas terengah, aku berjongkok di atas trotoar yang ramai oleh pejalan kaki. Dadaku terasa begitu sesak. Bukan hanya karena nyaris kehabisan napas usai berlari, tetapi juga diakibatkan oleh perasaan sedih yang menggumpal. Mataku terasa panas. Dan saat aku menunduk, perlahan bulir-bulir bening berjatuhan dari kedua mataku.

Tanganku terangkat, kemudian memukul dada berulang kali dengan harapan rasa sesak ini menghilang. Namun, saat ingatan tentang sosok itu berputar di kepalaku, rasa sesak di dada malah kian hebat. Aku mendongak dengan tangis yang kencang. Sungguh menyakitkan, aku tidak menyukai perasaan ini. Kumohon, siapapun tolong aku.

"Jangan menangis."

Sontak, tubuhku menegang saat suara itu tertangkap oleh indra pendengaranku. Aku menghentikan tangis lantas menoleh ke arah belakang. Bola mataku membesar dengan mata yang terpaku pada sosok tampan yang amat kurindukan. Sosok itu tengah melengkungkan sudut bibir. Dia berjalan mendekat ke arahku lantas mengulurkan tangannya padaku.

"Ayo berdiri."

Aku menyambut uluran tangan itu dengan sorot ragu. Apakah ini nyata?

Kami berdiri berhadapan dengan aku yang masih mengamati sosok di hadapanku, menerka-nerka apakah ini nyata atau hanya ilusiku semata. Namun, saat kurasakan tangan hangat yang menyentuh wajahku, kemudian menghapus jejak air mata yang berada di pipiku, aku pun langsung tersadar bahwa semua ini nyata.

Sudut bibirku tertarik ke atas membentuk seulas senyum. Dapat kulihat sosok itu juga masih tersenyum padaku dengan bola matanya yang memancarkan sirat kerinduan.

"Aku sudah kembali, jangan menangis lagi," bisiknya sebelum menunduk dan meraih bibirku ke dalam ciuman panjangnya.