"Mas. . . ."
"Mulai malam ini, mas akan tinggal di rumah ini bersama kamu dan anak-anak," ucap Fadil sembari merangkulkan tangannya di pinggang ramping istrinya.
Nindia mengernyitkan dahinya, "Mas yakin? Bagaimana dengan mami dan papi? Mas kan masih harus pura-pura amnesia?" tanya Nindia sembari menatap manik mata suaminya lekat-lekat.
"Sekarang sudah tidak perlu lagi, yank. Dan mami juga tidak akan memaksa mas untuk menikah dengan pilihannya itu," jelas Fadil.
"Loh, kenapa, mas?" tanya Nindia heran.
"Karena semua rahasia wanita itu sudah mas bongkar di hadapan semua orang dan juga di hadapan mami dan papi," jelas Fadil.
"Yang bener, mas?" tanya Nindia kaget sekaligus senang.
"Benar sayang. Ternyata si Sherly itu adalah anak dari saingan bisnis papi dari sejak kakek mas mendirikan perusahaan."
"Tapi kenapa mami justru ingin menjodohkan mas dengan Sherly?"
"Mami bilangnya sih tidak tahu. Mami kenal Sherly karena anak dari teman sekolah mami dulu."