Fadil melangkah dengan senyuman. Tak peduli syarat apapun asalkan sang istri sudah tidak marah pasti akan dia lakukan.
"Ingat ya, mas!" ucap Nindia saat mereka baru keluar dari gedung.
"Iya sayang ku, apa sih yang tidak buat kamu, hhmm!" Fadil menggombal.
"Hmm, gombal!" Nindia memajukan bibirnya.
"Hmm, jangan menggoda di sini, sayang!"
"Hmm. Itu mas, bapak-bapak yang jual batagornya!" seru Nindia dengan senyum semringah.
Antara senang dan terpaksa, Fadil mengikuti langkah kaki istrinya itu. "Tunggu sayang, pelan-pelan saja jalannya!" teriak Fadil hingga sebagian karyawan yang ada di luar gedung menoleh ke arah mereka lalu segera menundukkan kepala saat tahu kalau itu bos besar mereka.
"Pak, pesan dua porsi, ya!" pinta Nindia dengan ramah kepada bapak penjual batagor.
"Iya mbak, sebentar, ya," jawab si bapak.
"Sayang, pesan satu saja kita makan berdua!" usul Fadil.
"Tidak mas, aku mau makan sendiri!" tolak Nindia.