Usia kandungan Nindia sudah lebih dua bulan. Perutnya sudah tidak lagi rata. Fadil makin rajin mengusap-usap perut istrinya itu. Dia pun selalu bersemangat setiap kali istrinya mengidam makanan atau pun yang lainnya.
"Sayang, hari ini kamu ikut mas kerja lagi ya! Cinta kan mau menginap di rumah nek Wati!" titah Fadil. Dia memang tidak mau jika istrinya itu merasa kesepian.
"Tidak apa-apa, mas? Di kantor mas juga aku hanya tiduran saja, kan!" tanya Nindia.
"Ya tidak apa-apa, sayang! Kan ada mas. Kalau mas sedang tidak ada kerjaan, mas bisa temani kamu biar tidak kesepian. Mas kan juga bisa sekalian nengok si kecil di sana," goda Fadil.
"Iiihh itu saja alasannya!" Nindia memajukan bibirnya.
"Hei, jangan menggoda! Kamu tahu mas mudah tergoda olehmu, hmm!" Fadil mencubit pipi istrinya dengan gemas.
"Hmm, aku ganti pakaian dulu, mas!" ucap Nindia lalu segera berlalu meninggalkan suaminya itu. Dia lalu masuk ke ruang ganti, mencari pakaian yang cocok dan bikin dia nyaman.