"Kita duduk dulu sayang. Tadi mas telepon pak Andi, beliau masih di jalan!" Fadil menggeser kursi agar Nindia bisa duduk.
"Terimakasih, mas!" Nindia lalu duduk dan Fadil pun ikut duduk di sebelahnya.
Nindia tiba di restauran sedikit agak siang di antar oleh Fadil. Rencananya dia mau bertemu pak Andi untuk resign. Walau pemiliknya adalah pak Hanif, omnya Fadil, tapi pengelolanya adalah pak Andi.
Nindia duduk di meja yang biasa di tempati Fadil kalau sedang berkunjung ke restauran. Teman-teman kerja Nindia heran melihat Nindia yang datang siang dan hanya duduk-duduk saja berdua Fadil. Belum lagi sikap Fadil yang menunjukkan kemesraan bersama Nindia. Nindia terlihat malu-malu.
"Kamu tidak kerja, Diah?" tanya Dimas, teman kerja Nindia.
"Aku ingin bertemu pak Andi, tapi beliau belum datang!" jelas Nindia.
"Oohh, mungkin sebentar lagi," ucap Dimas.
Dimas lalu meninggalkan Nindia karena tidak enak ada Fadil di sampingnya.
"Kamu kenapa gelisah begitu, sayang?" tanya Fadil.