"Sayang, sepertinya kamu salah baca undangan deh," ucap Tiara saat mendekati Lidya yang tengah asyik menikmati cumi goreng kesukaan.
"Lah, baca aja belum kok dibilang salah," jawab Lidya santai.
"Oh, pantas kamu gak ngeh siapa nama pengantinnya."
"Mama ini, mau dibaca apa enggak, ya pasti yang nikah Yudi. Orang dia yang nganterin."
"Woalah, dasar anak gak pengalaman tuh ya gini! Makanya jangan sok pede! Sana gih lihat dulu, biar gak menyesal di kemudian hari."
"Ah, Mama ini repot amat! Mau Yudi yang nikah kek, Yuda, Yuno, Kasino, ya bodo amat."
"Yoweslah, karepmu wae. Seng penting Mama wes ngandani!"
Tiara lalu pergi meninggalkan Lidya meski aslinya dia cemas akan mentalnya nanti.
"Aneh banget sih, Ma. Cuma masalah nikah kok sampai segitunya," umpat Lidya setelah mamanya enyah dari ruang makan.
Meskipun bibir Lidya ngomyeng gak kelar-kelar, dia tetap kepo dengan maksud sang mama.
Setelah kelar memamah biak, dia pun segera mengambil kertas hitam yang dibicarakan Tiara