Aurel datang dengan sejuta senyuman. Namun, kini dia tidak ingin dijadikan sebagai pembantu tapi diperlakukan layaknya seorang istri pada umumnya.
"Iya, Mas? Ada yang bisa aku bantu?"
"Buatkan aku kopi sekarang juga!" perintah Vero dengan menggertak.
"Baik, Mas. Aku akan selalu mengabdi padamu karena surganya seorang istri terletak pada suaminya."
"Gila! Kalau diperintah itu tinggal cus! Gak perlu ceramah ujung-ujungnya! Tahu apa kau ini soal surga! Orang sepertimu tidak mungkin berada di surga!"
"Kenapa tidak mungkin? Di dunia ini apapun bisa terjadi, Mas. Jangankan aku, Mas Vero yang selalu memerintah dan berperilaku kasar kepada istrinya saja bisa masuk surga, asalkan mau bertaubat."
"Maksudmu itu apa? Mau nyindir aku?!"