"Mari aku antar ke kamar Bibi," ajak Arjuna.
"Baik, Mas—" jawab Marni yang dari tadi merasa bahagia.
Sesampainya di kamar yang dimaksud, Marni terpukau. Bahkan, dia sampai tidak bisa berkedip dan mulutnya menganga. "Masya Allah, Mas ... ini beneran kamarnya Bibi?"
"Gimana kira-kira Bibi suka gak?"
"Apa Mas Arjuna bercanda? Tentu saja Bibi suka, Mas. Lihat saja kamar ini begitu indah dan bersih. Ruangannya luas juga harum. Bibi bakalan betah di sini, Mas."
Tidak bisa dibohongi wajah dan mata Marni yang sedari tadi menyorot pada ruangan ini dengan senyum yang merekah sampai giginya terlihat.
"Yasudah, kalau begitu aku tinggal dulu, ya Bi—"
"Eh, tunggu sebentar, Mas. Bibi mau tanya sesuatu sama Mas Arjuna."
Arjuna mangut-mangut mengiyakan permintaan Marni.
"Bibi mau tahu, kenapa Mas Arjuna memberi kamar sebagus ini pada Bibi? Bibi ini hanya seorang PEMBANTU, lo, Mas."
