Vero berlari dengan hati yang sangat emosi. Dia sangat benci dengan yang namanya dibantah.
"Sial! Beraninya dia melawanku! Sepertinya dia sudah bosan hidup?!" pekik Vero mulai kembali dengan sikap kasar dan pemarahnya.
Saat Vero mencari Aurel, dia menemukan Aurel di dapur. Aurel sedang duduk sambil meneguk air putih untuk menenangkan Amarahnya. Dengan wajah emosi, Vero mendekati Aurel. Tanpa sungkan dan belas kasihan, Vero langsung menarik tangan Aurel dengan kasar.
"Aduh!" ucap Aurel merasa kesakitan hingga gelas yang dipegangnya pecah dan berserakan di lantai.
"Apa-apaan kau ini Mas?!" sahutnya kesal. "Lihat tuh gelasnya pecah! Kalau kayak gini aku juga yang susah!" imbuhnya mulai berjongkok dan memunguti pecahan gelas.