Bayang-bayang inilah yang tumbuh menjadi seorang wanita yang haus akan kasih sayang.
"Ah, sudahlah! Sebaiknya aku tak usah memikirkan mereka. Karena itu sama saja dengan membuka kembali masa laluku yang begitu menyedihkan," batin Aurel mulai mengurai pikirannya.
Mata Aurel kembali menyorot pada pria yang saat ini sudah terlelap tidur yang meninggalkan Aurel sendirian. Karena malam semakin larut, Aurel memutuskan untuk berbaring di samping Vero. Beberapa kali Aurel mencoba menutup mata dan terpejam, tapi tetap saja dia tidak bisa tidur.
Beberapa kali Aurel berpindah posisi, dari miring ke kiri, miring ke kanan, terlentang, tengkurap, tetap saja tak bisa membuatnya merasa kantuk apalagi terlelap tidur. Akhirnya Aurel mulai miring menghadap Vero. Ia pandangi wajah Suaminya yang sedang tidur sangat pulas.