"Apa Mas? Cuma gara-gara uang kamu akan mengusirku dari sini?" tanya Amartha syok.
Bara tertawa. "Enggaklah, mana mungkin aku mengusir Istri secantik kamu," rayu Bara.
"Hm ... aku lagi gak bisa dirayu Mas. Aku pusing memikirkan Bapak," imbuh Amartha.
"Sudah, gak usah terlalu dipikirkan. Lagi pula malam semakin larut. Yok tidur yok," timpal Bara langsung membaringkan badannya dan mulai menutup mata.
"Kamu sudah akan tidur Mas?" tanya Amartha sendu.
"Iya, aku seharian ini merasa sangat capek. Pekerjaan di kantor juga banyak banget. Aku tidur dulu ya Sayang," sahut Bara tanpa membuka mata sedikit pun.
Wajah Amartha lemas. Menatap Suaminya yang kini sudah tidur dengan cepat. Sesekali Amartha menghela nafas dan membuangnya. Rasa sakit dan sedih yang ia rasakan masih menyelinap di hati Amartha hingga membuat dadanya semakin sesak.