Di saat Aurel menangis terisak-isak, ada seseorang yang menghampirinya.
Orang itu semakin mendekati Aurel. Perlahan dia menepuk bahu Aurel. Dia terhentak dan menghentikan tangisannya. Dia menoleh sembari mengernyitkan dahi.
"Kamu siapa?" ucap Aurel dengan suara parau.
"Apakah kamu tak mengenalku, Aurel?" jawab seseorang itu. Seorang pria tampan, putih, dan sangat kaya raya.
Aurel menggeleng.
"Tapi kenapa kamu tahu namaku?" sambung Aurel masih sesenggukan.
Pria itu tersenyum dan melepas kaca mata hitam kesayangannya.
"Sekarang, apa kamu sudah ingat?"
Aurel kembali menggeleng.
"Sebentar, apa yang telah terjadi padamu, Aurel?" Pria itu memegang kening Aurel sembari memastikan tak ada luka yang serius di keningnya. "Kenapa kening kamu bisa berdarah seperti ini?" imbuhnya.