"Coba nanti aku ngobrol sama Mas Vero dulu deh Ma."
Percakapan antara Aurel dan Melisa terhenti saat panggilan Vero berteriak sembari menyerukan nama Melisa.
"Eh, sebentar ya Sayang. Vero memanggil tuh. Mama tinggal gak papa 'kan?"
"Iya Ma, gak apa-apa kok. Biar Aurel di sini dengan Alif main-main dulu."
Melisa lantas tersenyum lalu berdiri dan keluar kamar menuju panggilan Vero.
"Kenapa? Ada apa? Mama cari-cari tadi ternyata kamu tidur di kamar Aurel? Kamu pasti kangen ya sama Aurel? Ehem ... ehem ...."
"Hish! Mama ini apa-apaan sih! Gak usah nyindir-nyindir gitu—" sahut Vero dengan wajah malas.
"Loh, siapa yang menyindir kamu? Mama gak nyindir kok. Malahan mama seneng kalau kamu akur sama istrimu."
Vero yang sedang asyik bermain game menoleh dengan cepat pada Melisa.
"Mama seneng?" tanya Vero dengan satu alis yang diturunkan. "Sejak kapan Mama jadi respek pada Aurel?" sambungnya menyelidik.