Karena Arjuna tidak kunjung kembali, Aurel memutuskan untuk mengajak Marni pulang.
"Bi, kita pulang saja yuk. Mas Arjun sepertinya gak akan balik lagi ke sini. Dari pada kita semua menunggu yang tidak pasti mending kita pulang."
"Kalau Bibi terserah Mbak Aurel saja."
"Iya sudah, kalau begitu kita sekarang cari taksi. Kasihan saking lamanya menunggu Papanya, Pangeran jadi ketiduran."
"Iya Mbak. Bibi juga merasa kasihan sama Mas Pangeran."
Mereka kemudian pulang tanpa mengetahui keberadaan Arjuna sebenarnya. Aurel sendiri sudah berusaha menghubungi suaminya itu, tapi tetap saja Arjuna tidak memberikan kabar.
Di dalam taksi, sembari memeluk sang buah hati yang masih terlelap di pelukannya, pikiran Aurel melayang jauh memikirkan sang suami.
"Di mana Mas Arjun sebenarnya? Kenapa sikapnya bisa berubah 100 derajat seperti ini? Ya Allah, cobaan apa lagi yang Engkau berikan padaku? Aku sungguh tidak ingin mengeluh, tapi perkataan Mas Arjun tadi sangat menyakiti hatiku."
