"Assalamualaikum, Ma?" lirih Aurel di balik pintu meminta ijin untuk masuk.
Aurel masih melihat Melisa yang terus memegang kakinya sambil merintih kesakitan.
"Ma, bagian mana yang sakit? Biar Aurel pijat."
Sembari meletakkan Alif di dekat Melisa yang sedang rebahan di kasur, Aurel bersiap untuk memijat. Perlahan Aurel memegang dan mulai memijat kaki Melisa penuh hati-hati. Jangan sampai Aurel salah memijat. Yang ada Melisa akan sangat ngamuk dan melaporkan dirinya ke polisi.
"Ini loh yang sakit itu!" sembari menarik tangan Aurel, Melisa meletakkan tangan Aurel pada bagian mata kaki.
"Iya, Ma—" Aurel segera memijit pada bagian yang dimaksud Melisa.
"Aurel? Kamu di mana?"
Baru beberapa menit acara pijat memijat itu berlangsung. Vero memanggil Aurel dengan berteriak, layaknya seorang majikan sedang meneriaki pembantunya.
"Iya, Mas? Aku di kamarnya Mama—" Tanpa berdiri dan menghampiri Vero, Aurel menjawab panggilan itu dengan berteriak juga.