"Aku harus kuat demi Alif! Iya, aku harus kuat agar bisa membuat anakku tetap hidup! Entah apa yang akan terjadi nanti, aku akan tetap berjalan ke depan!" tekad Aurel sembari mengecup kening dan memeluk Alif dengan penuh kasih sayang.
Aurel sudah menjadi janda. Meskipun sebenarnya di dalam hatinya masih berharap Vero berubah dan mengajaknya rujuk, tapi dalam posisi marah, perasaannya mulai goyah.
Begitulah wanita. Meski di bibir ia berkata tidak dan enggan, di hatinya bisa saja sebenarnya ia sangat menginginkannya. Harga diri, kemarahan, kekecewaan dan penghinaan menjadi sebab Aurel ragu untuk rujuk. Apalagi rujuknya karena Melisa bukan keinginan Vero sendiri.
Sebagai seorang wanita dewasa, Aurel tetap memikirkan masa depan untuk dirinya juga anak-anaknya kelak. Tak ada wanita yang mau jatuh ke lubang yang sama. Jika ada jalan lain untuk bahagia, kenapa tidak?